Tidak semua orang dapat serta merta disuntik vaksin covid-19, dikarenakan ada beberapa catatan mengenai orang yang akan di suntik tersebut. Orang-orang yang punya komorbid seperti saya harus melewati beberapa kriteria agar bisa mendapatkan suntikan covid-19.
Siapa Saja Yang Tidak Boleh di Vaksin
Seperti diberitakan Kompas.com, 19 Februari 2021, ada sejumlah kondisi orang yang tidak bisa disuntik vaksin Covid-19, di antaranya:
- Orang dengan tekanan darah 180/110 atau lebih.
- Penyintas Covid-19 kurang dari 3 bulan
- Mengalami gejala ISPA, seperti batuk/pilek/sesak napas dalam 7 hari terakhir
- Ada anggota keluarga yang kontak erat/suspek/terkonfirmasi sedang dalam perawatan karena Covid-19
- Memiliki riwayat alergi berat atau mengalami gejala sesak napas, bengkak, dan kemerahan setelah divaksinasi Covid-19 sebelumnya (untuk vaksinasi kedua)
- Orang yang sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah
- Menderita penyakit Autoimun Sistemik (SLE/Lupus, Sjogren, vaskulitis) akut
- Menderita penyakit Reumatik Autoimun atau Rhematoid Arthritis akut
- Menderita penyakit saluran pencernaan kronis
- Menderita penyakit hiperteroid atau hiperteroid karena autoimun
- Menderita HIV dengan angka CD4 kurang dari 200 atau tidak diketah
Penyakit Kategori Komorbid
Penyakit kategori komorbid yang tidak dapat divaksinasi bergantung pada kondisi penyakit tersebut, yaitu bukan jenis penyakitnya yang menyebabkan dia tidak bisa divaksinasi, tetapi kondisi terkontrol atau tidaknya penyakit itu.
Penyakit diabetes melitus, jantung, asma, pada prinsipnya dapat divaksinasi, namun pada kondisi tidak terkontrol maka harus diawali dari dapat dulu, kecuali terpaksa.
Sebetulnya mudah saja, ada cara untuk mengetahui apakah penyakit dari seorang pasien komorbid terkendali atau tidak, yaitu:
1. Pasien itu sendiri
Dengan terapi teratur dan disiplin, yang bersangkutan merasa kondisinya stabil, sangat jarang terjadi keluhan, tidak terjadi lonjakan kadar gula mendadak. Misalnya, HbA1c stabil setiap 3 bulanan, jarang sekali terjadi serangan asma, tensi stabil.
2. Dokter yang merawat
Artinya, dokter tahu kronologi, sejak kapan pengobatan, bagaimana respons pasien, apakah disiplin menjalani terapi, dan lainnya.
Demikian catatan ini semoga dapat menjadi catatan tersendiri bagi Anda yang sedang mencari informasi mengenai vaksin covid-19. Terimakasih telah berkunjung ke web kami.
Sumber: kompas.com